Senin, 26 Desember 2011

Nasib Wuong Kuli'ah


Nasib Wuong Kuli'ah
      Aslmkum…
Sudah menginjak dua stengah tahun ( Bukan loro stengah abad lho yooh) aku berkelana di rumah perantauan alias Kampus tempat kuliahku. Niat pengend mencari ilmu, cari pengalaman, tempat memproses diri menjadi dewasa, cari gelar serta lulus dapet kerja ( dudu kerjo srabutan).
            Tapi yang saya rasakan selama ini, masih jauh dari harapan. Mengapa demikian?
Ayo ikuti ceritanya? Seruuu lho….hahaha

            Jadi begini saudara2ku (tak singkat we ben ngirit.haha), Jane diriku itu dari rumah sudah niat utk kulyah tp kok sampai di kampus eh malah niate rubah. Hal demikian disebabkan faktor lingkungan lebih tepatnya sistem di kampus yang penerapane blasss do mlenceng. Ak udah brangkat tepat jam 8 biar sampai kampus jam 9. Eh malah kosong, eh malah pindah tayang, eh durung liyan2ne sing tak sebutke…jan2. Pdhal ak udah niat, direwangi mbalab valentino rossi en nyawa taruhane eh malah sampek kampus kecewa dot com. Nasiiieb…3X
            Pengendku kie mbog ya dosen2 itu bnr2 profesional. Wong ya di kasih belanja dari pemkot, eh pemkot maav slh, pemerintah mksudnya. So, ya harus profesional. Misal :
-          Bkin kontrak perkuliahan yang jls diawal perkuliahan
-          Ngajar tepat waktu
-          Klo datang terlambat ya mbog jangan lama2, misal rentang 10-20 menit gt gpp. Mhasiswa pengertian kok. :)
-          Nah ini sing paling tak anyeli, klo g jd dtang ngajar eh g bilang2 alias g da konfirmasi. Mbog ya jauh2 td sms kekatingnya or slh 1 mhasiswanya gt.
-          Trs yen klo mendadak g bs ngajar yo hrs ksh informasi, kan kasihan mhasiswane. Katnya ‘time is mani eh slh, money”, ‘time is knoledge’ en lain2. So ya biar g nunggu sia2 amrih penak’e kasih kbr gt lho pak buk mbak yu…
-          Trs juga kdisiplinan mhasiswa hrs digalakkan, yen ora taat yo hrs tegas. Misal g oleh kulyah bila terlmbat 20 mnit ya g boleh ikut. Msak disiplin g dtgakkan. Kan calon guru 9amiiin, wkwkwk
-          Trs ngajare juga jgan satu metode trs, apalagi “openscreen always’’. Harus ksh wawasan yang lbih luas, pkoke intine biar mhasiswa ki terperanga gt melihat wawasan en cr ngajar dosen.hehe

Nah itulah sedikit ap yang mnjdi uneg2ku slama ini, ya harapane kie biar ada peningkatan. Mhasiswa jg btuh dukungan dari sang pendidik(dosen) supaya mempermudah pendewasaan, kedisiplinan dll. Kan enak, dosen enak, mhasiswa juga ga dirukikan (scr mbayar len). Jadi semua saling pengertian, saling mendukung supaya suatu sistem atau proses bs berjalan dg baik en mnghasilkan out put yang maksimal pula. Bukan bgitu? Ya tooo? Haha
The last statement, please help our…harga pas bljar puas!
            Mkash/turswun,thankzu ya udah ikut nge-read (membaca) tulisan saya, apabila ada yang kurang berkenan ya sy mhon maav sak ageng2ipun..
            SWUuuuuN……….

Bilahitaufikwalhidayah, wsalamualaikum wr.wb

Ajaran Konfusianisme



AJARAN-AJARAN KONFUSIANISME

A.    PENDAHULUAN
Konfusius merupakan seorang Guru Agung yang berasal dari dataran Tiongkok. Ia lahir pada tahun 551 SM pada masa pemerintahan Raja Ling dari Dinasti Zhou, dengan nama kecil Khung Chiu atau Zhong Ni. Konfusius dikenal dengan ajarannya yang sarat akan moralitas atau kebajikan sebagai landasan utama untuk menjalani kehidupan yang harmonis. Selama hidupnya, Konfusius mengabdikan diri pada kegiatan belajar-mengajar. Ia sangat menyukai belajar. Ia belajar sejak kecil hingga akhir hayatnya.
Ajaran Konfusius adalah arah menuju sifat-sifat ideal manusia sebagai individu maupun dalam masyarakat. Ajaran ini lebih mudah difahami melalui perjalanan hidup sang filsuf. Konfusius mengatakan: “pada umur 15 tahun aku siapkan hatiku untuk belajar; pada usia 30 aku merasa diriku sudah mapan; mencapai usia 40 aku tidak punya keraguan lagi dalam diriku; saat berumur 50 aku tahu wasiat Surga; sewaktu berumur 60 aku siap mendengar itu; pada umur 70 aku bisa mengikuti keinginan hatiku tanpa harus mendahului kebenaran”.
Michale Hart, dalam bukunya Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah, menempatkan Konfusius dalam urutan kelima setelah Nabi Muhammad, Isaac Newton, Nabi Isa dan Buddha. Pengaruh ajaran Konfusius memang amat besar, tapi terbatas pada wilayah Asia Timur. Meskipun demikian, pengaruhnya terhadap dunia barat juga ada, yang berbekas pada pemikiran-pemikiran Leibniz dan Voltaire.
Di akhir hayatnya Konfusius merasa tidak banyak memberikan arti dan sumbangan pemikiran bagi rakyatnya. Tapi sejarah membuktikan yang sebaliknya. Pada masa dinasti Ch’in tahun 221 SM, Konfusianisme pernah dilarang. Kaisar Shig Huang Ti, kaisar pertama dinasti Ch’in membabat habis pengaruh Konfusianisme dan memenggal mata rantai yang menghubungkannya dengan masa lampau. Tapi pengaruh Konfusianisme tidak luntur, bahkan tumbuh semakin subur. Pada masa dinasti Han (206 Sm – 220 SM), Konfusianisme bahkan menjadi filsafat resmi negara.
Kini, lebih dari 2000 tahun setelah kelahiran Konfusianisme, ajaran-ajarannya masih terasa relevan dalam situasi sekarang. Tidak hanya bagi masyarakat Cina, tapi juga bagi kita yang merasa kebenaran seolah bersembunyi entah dimana, bagi masyarakat kita yang rasa cinta, keramahtamahan dan sopan santun seolah menghilang dari lubuk hati. Cinta, keramahtamahan dan sopan santun yang kita warisi dari leluhur kita sendiri seolah hilang tanpa bekas. Jadi, tidak ada salahnya belajar kebajikan sebagai nilai-nilai kemanusiaan yang universal, meskipun itu datangnya dari negeri Cina.

B.     PENGERTIAN KONFUSIANISME
Ajaran Konfusianisme atau Kong Hu Cu (juga: Kong Fu Tze atau Konfusius) dalam bahasa Tionghoa, istilah aslinya adalah Rujiao (儒教) yang berarti agama dari orang-orang yang lembut hati, terpelajar dan berbudi luhur. Konfusianisme mementingkan akhlak yang mulia dengan menjaga hubungan antara manusia di langit dengan manusia di bumi dengan baik. Penganutnya diajar supaya tetap mengingat nenek moyang seolah-olah roh mereka hadir di dunia ini. Ajaran ini merupakan susunan falsafah dan etika yang mengajar bagaimana manusia bertingkah laku. Konfusius tidak menghalangi orang Tionghoa menyembah keramat dan penunggu tapi hanya yang patut disembah, bukan menyembah barang-barang keramat atau penunggu yang tidak patut disermbah, yang dipentingkan dalam ajarannya adalah bahwa setiap manusia perlu berusaha memperbaiki moral.
Ajaran falsafah ini diasaskan oleh Kong Hu Cu atau Konfusious yang dilahirkan pada tahun 551 SM Chiang Tsai yang saat itu berusia 17 tahun. Seorang yang bijak sejak masih kecil dan terkenal dengan penyebaran ilmu-ilmu baru ketika berumur 32 tahun, Kong Hu Cu banyak menulis buku-buku moral, sejarah, kesusasteraan dan falsafah yang banyak diikuti oleh penganut ajaran ini. Ia meninggal dunia pada tahun 479 SM.

C.    AJARAN-AJARAN KONFUSIANISME
1.      Kebenaran - Yi ( 義 )
Yi umumnya diartikan sebagai menjunjung tinggi kebenaran, keadilan, kewajiban dan kepantasan. Menurut Fung Yu lan Yi berarti keadaan yang seharusnya terjadi yang merupakan amar tanpa syarat. Setiap orang mempunyai hal-hal tertentu yang seharusnya ia lakukan demi hal-hal itu sendiri yang ditinjau dari sisi moral merupakan hal yang harus dikerjakan karena benar. Jika orang mengerjakan hal itu karena pertimbangan lain terletak diluar dibidang moral, walaupun ia mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan , namun perbuatannya tersebut tidak lagi merupakan perbuatan yang adil/lurus. Hal ini dapat kita simak dari perkataan Konfusius sendiri, " Seorang Junzi hanya mengerti akan kebenaran, sebaliknya seorang rendah budi hanya mengerti akan keuntungan".
2.      Cinta Kasih - Ren ( 仁 )
Menurut Konfusius manusia yang bermartabat adalah manusia yang memiliki 'Ren' atau Cinta Kasih. Konsep 'Ren' merupakan pusat kualitas moral manusia intisari dari cinta terhadap sesama, perikemanusiaan, hati nurani, keadilan, dan kasih sayang. Aksara China untuk Ren ( 仁 ) dibentuk dari kata Ren ( 人 = manusia ) dan kata Er ( 二 = dua ) yang artinya hubungan antara dua manusia atau hubungan manusia dengan manusia berdasarkan kemanusiaan yang sama atau perikemanusiaan atau cinta kasih. Dalam Konfusianisme "Ren' adalah idealisme moral tertinggi yang melandasi etika moral lain yang ingin dicapai yaitu Kebenaran ( Yi ), Kesusilaan ( Li ), Bijaksana ( Zi ), dan Dapat Dipercaya ( Xin ).
Ketika Fan Chi ( murid Konfusius ) bertanya tentang 'Ren' , Konfusius menjawab," Cintailah manusia". "Seorang yang memiliki Ren ingin dapat tegak, maka berusaha agar orang lainpun tegak: ia ingin maju, maka berusaha agar orang lainpun maju.". Juga yang diri sendiri tidak inginkan hendaklah jangan diberikan kepada orang lain. Kepada Zi Zhang, Konfusius berkata, "Ren adalah kesanggupan untuk mencapai lima hal didunia, yaitu hormat, lapang hati, dapat dipercaya, cekatan, murah hati".

3.      Kesusilaan - Li ( 禮 )
Pada masa sebelum Konfusius, Li berarti kurban dalam upacara persembahan kurban untuk memenuhi kehendak langit. Upacara atau ritual semacam ini merupakan bagian dari peradaban China yang telah berlangsung selama ribuan tahun. Konfusius kemudian memperluas makna kata Li dengan pengertian baru yaitu kepatutan atau kepantasan perilaku terhadap orang lain. Pengertian ini memiliki arti sangat luas yang meliputi semua nilai-nilai etika, tata-krama, budi pekerti, kesopanan, norma sosial dan moral. Jika harus diartikan dalam satu kata, maka kata yang tepat adalah Kesusilaan.
Bagi Konfusius segala sesuatu yang berhubungan antara manusia dan manusia yang lain harus diatur menurut Li. Yan Yuan ( seorang murid Konfusius ) bertanya tentang cinta kasih. Konfusius menjawab," Mengendalikan diri dan pulang kepada kesusilaan, itulah cinta kasih. Bila suatu hari dapat mengendalikan diri pulang kepada kesusilaan, dunia akan kembali kepada cinta kasih. Cinta kasih itu bergantung kepada usaha diri sendiri. Dapatkah bergantung kepada orang lain?"
Yan Yuan meminta penjelasan tentang pelaksanaannya. Konfusius menjawab," Yang tidak susila jangan dilihat, yang tidak susila jangan didengar, yang tidak susila jangan dibicarakan, dan yang tidak susila jangan dilakukan."
Konfusius berkata,"Menghormat tanpa mengenal kesusilaan akan merupakan pekerjaan yang merepotkan. Berhati-hati tanpa kesusilaan akan menimbulkan perasaan serba takut. Keberanian tanpa kesusilaan akan menimbulkan kekacauan. Kejujuran tanpa kesusilaan akan menimbulkan perilaku kasar."
"Tata cara itu harus selaras dengan kemurnian hati, dan kemurnian hati terwujud dalam tata cara. Ingatlah kulit harimau dan macan tutul jika dihilangkan bulu-bulunya tidak akan ada bedanya dengan kulit anjing dan kambing."
"Diatur dengan undang-undang, dilengkapi dengan hukuman, menjadikan orang hanya berusaha menghindar dan kehilangan harga diri. Diatur dengan kebajikan dan dilengkapi dengan kesusilaan, menjadikan orang tumbuh rasa harga diri dan berusaha hidup benar."
"Bagi orang yang tidak memiliki cinta kasih ( Ren ), apa arti kesusilaan ( Li )? bagi yang tidak memiliki cinta kasih ( Ren ) apa arti musik ( Yue )?"
Lin Fang bertanya tentang inti kesusilaan. Konfusius menjawab,"Didalam upacara daripada mewah menyolok lebih baik sederhana. Didalam upacara duka, daripada meributkan perlengkapan upacara lebih baik ada rasa sedih yang tulus".

4.      Bijaksana - Zhi ( 智 )
Zhi secara harafiah artinya kearifan atau kebijaksanaan, juga berarti kecerdasan atau kepandaian. Zhi merupakan gabungan dari kata anak panah ( 失 shi ) dan mulut ( 口 kou ), artinya mengetahui atau menyadari ( 知 Zhi ). Dan dibawahnya ada kata Ri ( 日 ) yang artinya hari, matahari, atau setiap hari. Maka anda dikatakan bijaksana kalau setiap hari memiliki kesadaran atau selalu sadar. Bagaimana konsep kebijaksanaan menurut Konfusius, mari kita ikuti ajaran beliau dibawah ini.
Konfusius berkata, "Bila melihat seorang yang bijaksana, berusahalah menyamainya dan bila melihat seorang yang tidak bijaksana, periksalah dirimu sendiri," 
"Bila melakukan kesalahan, jangan takut untuk memperbaikinya." "Bila kamu tahu berlakulah sebagai orang yang tahu, bila kamu tidak tahu katakanlah bahwa kamu tidak tahu. Itulah yang disebut mengetahui." "Orang yang suka cinta kasih ( Ren ) tetapi tidak suka belajar akan menanggung cacat bodoh. Orang yang suka kebijaksanaan ( Zhi ) tetapi tidak suka belajar maka akan menanggung cacat kalut jalan pikiran,.....
Ungkapan tersebut menunjukkan bahwa Konfusius mengajarkan agar dalam mencapai kebijaksanaan untuk tidak ragu-ragu untuk mengikuti perilaku bijak orang lain dengan semangat selalu mawas diri dan berani mengoreksi kesalahan diri sendiri. Konfusius juga mendasarkan bahwa kebijaksanaan harus dicapai dengan dilandasi semangat kejujuran dan keterbukaan. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah semangat dan kesukaan akan belajar yang tinggi merupakan sarana untuk mencapai kebijaksanaan.
Pada waktu Konfusius berada diistana, kandang kudanya terbakar. Setelah pulang ia bertanya,"Adakah orang yang terluka?" Ia tidak menanyakan tentang kudanya. Pasal tersebut menunjukkan sikap bijak yang sangat tinggi yang dimiliki Konfusius, karena pada saat harta kekayaannya terancam yang nomor satu diingatnya adalah nasib orang-orangnya. Mungkin namanya tidak akan dicatat sejarah seandainya pertanyaannya salah pada saat itu.

5.      Layak Dipercaya - Xin ( 信 )
Xin secara harafiah artinya dapat atau layak dipercaya dan dapat juga berarti surat. Kata Xin berasal dari gabungan dua kata, yaitu kata Ren ( 人 ) yang berarti manusia dan Yan ( 言 ) yang berarti kata-kata atau ucapan. Manusia bersandar kepada kata-katanya mengandung arti jika manusia konsisten dengan kata-katanya maka ia layak dipercaya. makna yang lain adalah hanya mahluk manusia yang dapat mengungkapkan kata-katanya secara tertulis, maka Xin artinya juga surat.
Berikut adalah ajaran Konfusius tentang konsep Xin, sebagai berikut:

" Seorang yang tidak layak dipercaya entah apa yang dapat dilakukan? Itu seumpama kereta besar yang tidak mempunyai sepasang gandaran atau seumpama kereta kecil yang tidak mempunyai sebuah gandaran, entah bagaimana menjalankannya?"
Ketika ditanya soal pemerintahan Konfusius menjawab," Harus cukup makan, cukup persenjataan, dan ada kepercayaan rakyat." Ketika ditanya jika terpaksa ada yang tidak dapat dipenuhi dari ketiga hal tersebut yang mana dapat dilewatkan Konfusius menjawab, " Persenjataan dapat dilewatkan." Ketika ditanya mana yang dapat dilewatkan jika masih ada yang tidak dapat dipenuhi dari dua yang tersisa Konfusius menjawab, " Lewatkan makanan. Sejak jaman dahulu selalu ada kematian; tetapi tanpa kepercayaan rakyat, negara tidak dapat berdiri."
Dari ungkapan-ungkapan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Konfusius mengajarkan bahwa seseorang harus memiliki sifat layak dipercaya karena dengan ia memiliki sifat layak dipercaya ia akan mendapat kepercayaan dari orang lain dan masyarakat. Sifat layak dipercaya adalah landasan utama dari semua hubungan manusia didunia. Demikian juga pemerintah yang baik adalah yang mendapat kepercayaan dari rakyatnya. Untuk bisa mendapat kepercayaan dari rakyatnya tentu pemerintahan tersebut harus memiliki pejabat-pejabat yang layak dipercaya.


6.      Setia & Tepa Sarira - Zhong Shu ( 忠 恕 )
Setia atau Zhong ( 忠 ) terdiri dari gabungan dua kata yaitu Hati ( Xin 心 ) dibawah kata Tengah ( Zhong 中 ). Artinya orang yang berperilaku setia adalah orang yang memiliki hati yang terletak ditengah atau hati yang terletak ditempat yang semestinya.
Tepa Sarira atau Tenggang Rasa ( Shu 恕 ) terdiri dari kata Seperti ( Ru 如 ) dan Hati ( Xin 心 ). Artinya Tepa Sarira atau Tenggang Rasa adalah perbuatan yang muncul dari hati. Maka seorang manusia yang sudah kehilangan hatinya tentu sudah kehilangan kemampuannya untuk bertenggang-rasa.
Konfusius berkata,"Shen ( Nama panggilan Zeng Zi, salah seorang muridnya ), ketahuilah Tao yang kumiliki itu satu tetapi menembus semuanya". Zeng Zi menjawab, " Ya, Guru." Setelah Konfusius pergi, murid-murid yang lain bertanya apa maksud kata-kata sang Guru tadi. Zeng Zi menjawab,"Tao atau jalan suci Guru itu tidak lain adalah Setia dan Tepa Sarira ( 忠 恕 Zhong Shu )".

7.      Takdir - Tian Ming - ( 天 命 )
Huruf Tian ( 天 ) berasal dari huruf Da ( 大 ) yang artinya besar, ditambah satu garis diatasnya menjadi Tian ( 天 ), yang artinya yang paling besar adalah langit. Maka Tian ( 天 ) secara harafiah artinya Tuhan, Surga, atau Langit sebab dialah yang paling besar. Kata Ming ( 命 ) berasal dari gabungan dua kata, yaitu kata Kou ( 口 ) yang berarti mulut dan Ling ( 令 ) yang berarti perintah atau komando. Gabungan dua kata tersebut menghasilkan Ming ( 命 ) artinya: hidup, nyawa, nasib, takdir, perintah, titah. Sementara jika huruf Tian dan Ming digabungkan artinya menjadi: kehendak Tuhan, takdir, mandat dari Tuhan.
Berikut adalah ajaran Konfusius tentang konsep Tian Ming, sebagai berikut:

Guru berkata,"Pada waktu berusia 15 tahun, sudah teguh semangat belajarku. Pada usia 30 tahun tegaklah pendirian. Pada usia 40 tahun tida lagi keraguan dalam pikiran. Pada usia 50 tahun telah mengerti Takdir Tuhan. Pada usia 60 tahun pendengaranku telah menjadi alat yang patuh untuk menerima kebenaran. Dan di usia 70 tahun aku sudah dapat mengikuti hatiku dengan tidak melanggar garis kebenaran."
Guru berkata,"Seorang Junzi memuliakan tiga hal, memuliakan Takdir Tuhan, memuliakan orang-orang besar, dan memuliakan sabda luhur para nabi. Seorang rendah budi tidak mengenal dan tidak memuliakan Takdir Tuhan, meremehkan orang-orang besar dan mempermainkan sabda para nabi."
Guru berkata,"Yang tidak mengenal Takdir, ia tidak dapat menjadi seorang Junzi. Yang tidak mengenal Li ( kesusilaan ) ia tidak dapat teguh dalam pendirian. Yang tidak mengenal perkataan, ia tidak dapat mengenal manusia,"
Dengan sedih Sima Niu berkata,"Orang lain mempunyai saudara, namun aku sebatang kara." Zi Xia berkata," Apa yang pernah aku dengar ( dari Konfusius ) demikian 'mati hidup adalah Takdir, kaya mulia ditentukan Tuhan. Seorang Junzi selalu bersikap sungguh-sungguh, maka tiada khilaf. Kepada orang lain bersikap hormat dan selalu bersikap susila. Maka di empat penjuru lautan semuanya saudara. Mengapa seorang Junzi merana karena tidak mempunyai saudara?"
Dari ungkapan-ungkapan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Konfusius mengajarkan bahwa ada hal-hal yang tidak dapat dikendalikan oleh manusia. Manusia hanya dapat berusaha untuk terus belajar untuk meraih kebijaksanaan ( Zhi ), memahami dan mengamalkan kesusilaan ( Li ), cinta kasih ( Ren ), kebenaran ( Yi ), dan sikap dapat dipercaya ( Xin ). Ideal yang ingin dicapai adalah menjadi seorang Junzi. Perkara hidup mati, kaya dan mulia tidaklah perlu dirisaukan karena hal itu adalah Tian Ming atau Takdir Tuhan.

8.      Manusia Budiman - Jun Zi ( 君 子 )
Jun Zi jika harus diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya adalah manusia budiman, susilawan, seorang manusia dengan seluruh kebijakan dan keagungannya. Padanan kata dalam bahasa Inggrisnya adalah gentleman. Menjadi Jun Zi adalah idealisme moral manusia tertinggi yang harus dicapai dalam Konfusianisme.
" Seorang Jun Zi memegang kebenaran sebagai pokok pendiriannya, kesusilaan sebagai pedoman perbuatannya, mengalah dalam pergaulan dan menyempurnakan diri dengan sikap dapat dipercaya. Demikianlah Jun Zi".
"Seorang Jun Zi menuntut diri sendiri, seorang rendah budi menuntut orang lain".
"Seorang Jun Zi bukan alat". "Seorang Jun Zi mengutamakan kepentingan umum, bukan kelompok; seorang rendah budi mendahulukan kelompok; bukan kepentingan umum".
"Seorang Jun Zi mau berlomba tetapi tidak mau berebut, mau berkumpul tetapi tidak mau berkomplot".
"Seorang Jun Zi tidak memuji seseorang karena kata-katanya, dan tidak menyiakan kata-kata karena orangnya".

9.      Tiga Hubungan Tata Krama - San Gang ( 三 綱 )
Dalam masyarakat yang beradab pasti diperlukan suatu tata hubungan yang mengatur norma-norma kepantasan atau kepatutan hubungan antar anggota masyarakat tersebut. Nah, San Gang adalah tiga hubungan tata krama antara:
1)      Seorang raja dengan para menterinya, atau antara seorang atasan dengan para bawahannya.
2)      Seorang ayah dengan anaknya.
3)      Seorang suami dengan istrinya.

10.  Lima Norma Kesopanan - Wu Lun ( 五 倫 )
Lima norma kesopanan dalam masyarakat terdiri dari San Gang ditambah dua norma lainnya, yaitu hubungan antar saudara dan hubungan antar teman.
1)      Seorang raja dengan para menterinya, atau antara seorang atasan dengan para bawahannya.
2)      Seorang ayah dengan anaknya.
3)      Seorang suami dengan istrinya.
4)      Seorang kakak dengan adik.
5)      Seorang teman dengan teman.





Dalam Ajaran Kongusianisme Mengenal :
a)      Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui) dalam agama Khonghucu:
1.      Sepenuh Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa (Cheng Xin Huang Tian)
2.      Sepenuh Iman menjunjung Kebajikan (Cheng Juen Jie De)
3.      Sepenuh Iman Menegakkan Firman Gemilang (Cheng Li Ming Ming)
4.      Sepenuh Iman Percaya adanya Nyawa dan Roh (Cheng Zhi Gui Shen)
5.      Sepenuh Iman memupuk Cita Berbakti (Cheng Yang Xiao Shi)
6.      Sepenuh Iman mengikuti Genta Rohani Nabi Kongzi (Cheng Shun Mu Duo)
7.      Sepenuh Iman memuliakan Kitab Si Shu dan Wu Jing (Cheng Qin Jing Shu)
8.      Sepenuh Iman menempuh Jalan Suci (Cheng Xing Da Dao)
b)      Lima Sifat Kekekalan (Wu Chang):
    1. Ren - Cintakasih
    2. Yi - Kebenaran/Keadilan/Kewajiban
    3. Li - Kesusilaan, Kepantasan
    4. Zhi - Bijaksana
    5. Xin - Dapat dipercaya
c)      Lima Hubungan Sosial (Wu Lun):
    1. Hubungan antara Pimpinan dan Bawahan
    2. Hubungan antara Suami dan Isteri
    3. Hubungan antara Orang tua dan anak
    4. Hubungan antara Kakak dan Adik
    5. Hubungan antara Kawan dan Sahabat


d)     Delapan Kebajikan (Ba De):
    1. Xiao - Laku Bakti
    2. Ti - Rendah Hati
    3. Zhong - Satya
    4. Xin - Dapat Dipercaya
    5. Li - Susila
    6. Yi - Bijaksana
    7. Lian - Suci Hati
    8. Chi - Tahu Malu




D.    TAHAPAN DAN PRINSIP AJARAN KONFUSIANISME
a.      Tahapan
Secara garis besar, Confucius membagi proses ajarannya melalui 4 tahapan :
1)      Mengarahkan pikiran kepada cara.
2)      Mendasarkan diri pada kebajikan.
3)      Mengandalkan kebajikan untuk mendapat dukungan.
4)      Mencari rekreasi dalam seni.
b.      Prinsip
Beliau menyusun 8 prinsip belajar, mendidik diri sendiri dan hubungan social, yaitu :
1)      Menyelidiki hakekat segala sesuatu (Ke'-wu)
2)      Bersikap Jujur
3)      Mengubah pikiran kita
4)      Membina diri sendiri (Hsiu-shen)
5)      Mengatur keluarga sendiri
6)      Mengelola negara
7)      Membawa perdamaian di dunia.
Confucius membuat suatu daftar prioritas dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, yaitu :
1)      Kelakuan adalah syarat utama,
2)      Berbicara adalah prioritas kedua,
3)      Memahami soal-soal Pemerintahan adalah prioritas ketiga,
4)      Kesusasteraan adalah prioritas keempat.
E.     PENGARUH AJARAN KONFUSIANISME
Pengaruh ajaran Confucius berkembang pesat di Eropa dan Amerika, dimana dapat dilihat semboyan revolusi Perancis yang terkenal, yaitu Liberty (kebebasan), Equality (persamaan) dan Fraternity (persaudaraan), yang berasal dari ajaran kemanusiaan (Humanism) Confucius.
Demikian juga Piagam Kemerdekaan Amerika Serikat (Declaration of Independence) sangat terpengaruh oleh ajaran Confucius, dimana dalam diskusi pembahasan naskah tersebut, Thomas Jefferson sendiri mengakuinya. Negara-negara Asia paling banyak menerima pengaruh ajaran Confucius, terutama negara Korea, Jepang, Vietnam, Singapura, dan Taiwan.
Dari hasil riset ke dalam situs jaringan (Web Sites) di internet yang Penyusun lakukan, membuktikan bahwa sampai saat ini ajaran-ajaran Confucius masih diakui dan dipelajari secara meluas terutama diluar Asia.
Ajaran-ajaran Confucius telah mempengaruhi kehidupan sebagian besar kebudayaan China baik kehidupan berumah-tangga, sosial ataupun politik. Walaupun ajaran Confucius telah menjadi suatu ideologi resmi di Tiongkok, namun ajaran Beliau tidaklah dapat dianggap sebagai suatu organisasi keagamaan dengan gereja dan pendeta sebagaimana yang terdapat dalam agama-agama resmi lainnya. Para cendekiawan China menghormati Confucius  sebagai seorang Guru Agung dan Orang Suci tetapi tidak menyembahnya sebagai dewa. Demikian juga Confucius tidak pernah menyatakan dirinya sebagai utusan Ilahi. Namun dalam perkembangannya lebih lanjut, yang dipengaruhi oleh ajaran Taoisme saat itu, Confucius juga dipuja sebagai salah satu Dewa Pendidikan dalam vihara para Taois.
Di Indonesia, para umat Confucius sampai saat ini masih berjuang agar dapat diakui sebagai salah satu agama resmi negara dengan alasan bahwa ajaran Confucius menegaskan dan mengakui adanya keberadaan Tuhan Yang Maha Esa.
Namun di negara Barat, ajaran Confucius lebih dipandang sebagai suatu ajaran moralitas yang menekankan kebangkitan diri sejati dalam bertingkah laku secara sopan dan berkepatutan serta pencurahan rasa bhakti yang tinggi terhadap orang tua, istri, anak, saudara, teman, atasan, dan pemerintahan.
Prinsip ajaran Confucius tertuang dalam sembilan karya kuno China yang diturunkan oleh Confucius dan pengikutnya yang hidup pada masa pengajaran Beliau. Karya tersebut dapat dikelompokkan dalam dua bagian utama, yaitu Empat Buku (Shih Shu) dan Lima Kitab (Wu Cing).
Kata kunci utama etika para pengikut Confucius adalah JEN, yang dapat diterjemahkan secara bervariasi sebagai Cinta Kasih, Moralitas, Kebajikan, Kebenaran, dan Kemanusiaan. Jen merupakan perwujudan akal budi luhur dari seseorang yang mana dalam hubungan antar manusia, Jen diwujudkan dalam cung, atau sikap menghormati terhadap seseorang (tertentu) ataupun orang lain (pada umumnya), dan shu, atau sikap mementingkan orang lain (altruisme) dimana terkenal dari ucapan Confucius sendiri, "Janganlah engkau lakukan kepada orang lain apa yang tidak ingin engkau lakukan terhadap dirimu sendiri."

F.     AJARAN KONFUSIANISME DI INDONESIA

1)    Agama Konfusianisme( Konghuchu) di zaman Orde Baru

Di zaman Orde Baru, pemerintahan Soeharto melarang segala bentuk aktivitas berbau kebudayaaan dan tradisi Tionghoa di Indonesia. Ini menyebabkan banyak pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa menjadi tidak berstatus sebagai pemeluk salah satu dari 5 agama yang diakui. Untuk menghindari permasalahan politis (dituduh sebagai atheis dan komunis), pemeluk kepercayaan tadi kemudian diharuskan untuk memeluk salah satu agama yang diakui, mayoritas menjadi pemeluk agama Kristen atau Buddha. Klenteng yang merupakan tempat ibadah kepercayaan tradisional Tionghoa juga terpaksa mengubah nama dan menaungkan diri menjadi vihara yang merupakan tempat ibadah agama Buddha.

2)    Agama Khonghucu di zaman Orde Reformasi

Seusai Orde Baru, pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa mulai mendapatkan kembali pengakuan atas identitas mereka sejak UU No 1/Pn.Ps/1965 yang menyatakan bahwa agama-agama yang banyak pemeluknya di Indonesia antara lain Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha dan Khonghucu.

















BAB III
PENUTUP


A.    KESIMPULAN
Berdasarkan apa yang telah dipaparkan sebelumnya, kita dapat belajar bahwa ajaran-ajaran Konfusius telah mempengaruhi kehidupan sebagian besar kebudayaan China mulai dari pribadi, rumah tangga, lingkungan masyarakat, sampai pemerintahan. Ia meyakini bahwa pemerintahan yang baik yang bisa memberikan kedamaian dan kesejahteraan bagi rakyatnya dimulai dari pribadi yang baik dari pemimpin tersebut.
Berikut ajaran-ajaran konfusius secara garis besar :
1)            Kebenaran - Yi ( 義 )
2)            Cinta Kasih - Ren ( 仁 )
3)            Kesusilaan - Li ( 禮 )
4)            Bijaksana - Zhi ( 智 )
5)            Layak Dipercaya - Xin ( 信 )
6)            Setia & Tepa Sarira - Zhong Shu ( 忠 恕 )
7)            Takdir - Tian Ming - ( 天 命 )
8)            Manusia Budiman - Jun Zi ( 君 子 )
9)            Tiga Hubungan Tata Krama - San Gang ( 三 綱 )
10)        Lima Norma Kesopanan - Wu Lun ( 五 倫 )
Penerapan ajaran-ajaran Konfusius yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat China, dari lapisan masyarakat yang paling bawah, yaitu individu dan rumah tangga, sampai ke lapisan masyarakat yang paling atas, yaitu pemerintahan, dimana bisa kita lihat masyarakat China memiliki kepribadian yang lebih ulet dan tekun dibandingkan dengan masyarakat di negara-negara lain. Masyarakat China juga sangat menjunjung tinggi pendidikan. Setiap anggota masyarakat di China dikenal sebagai pekerja keras, dan sangat bertanggung jawab terhadap setiap kewajiban yang diembannya. Hal inilah yang juga berperan besar bagi kemajuan negara ini. Masyarakat China sangat memegang teguh prinsip-prinsip yang diajarkan oleh para leluhurnya, sehingga hal ini menjadi salah satu faktor yang membawa China sebagai salah satu negara maju di dunia.

B.     SARAN
Indonesia yang sekarang ini sudah sepantasnya meniru China. Bangsa besar dimana menjunjung tinggi warisan budaya dan ajaran-ajaran pendahulunya. Jika China memiliki ajaran Konfusian sebagai landasan moralnya dalam menjalani kehidupannya, negara kita juga memiliki banyak sekali ajaran yang juga mengajarkan keluhuran moral yang bisa membawa pada kemajuan bangsa. Namun sayangnya, di negara kita, segala sesuatu yang berasal dari leluhur sendiri terkadang dianggap ketinggalan zaman atau kolot dan lebih suka mengadopsi ajaran-ajaran dan budaya baru. Tidak seperti China yang berani mempertahankan tradisi dan ajaran-ajaran para leluhurnya yang telah ada sejak ratusan tahun sebelum masehi, yang pada akhirnya mempertahankan China di puncak kejayaan dan kemajuan sejak zaman dahulu hingga saat ini.
Untuk itulah sekiranya Indonesia mau belajar dari sejarah, tentunya bangsa ini akan berubah, bangkit kembali dan membawa indonesia lebih baik dan maju. Karena sejarah sangatlah penting, dengan sejarah maka Indonesia akan mulai berfikir secara jernih apa yang harus dilakukan dan diputuskan demi masa depan yang lebih baik dari masa yang sebelumnya.


DAFTAR PUSTAKA
http://www.facebook.com/topic.php?uid=116780403437&topic=17361/ diakses pada tanggal 20 Juni 2011.
http://surauinyiak.wordpress.com/2010/04/16/konfusius-guru-dunia/ diakses pada tanggal 20 Juni 2011.
http://bungcikal.blogspot.com/2008/03/kumpulan-ajaran-konfusius.html/ diakses pada tanggal 20 Juni 2011.
http://wihara.com/forum/kong-hu-cu/821-ajaran-konfusius.html/ diakses pada tanggal 20 Juni 2011.
http://www.google.co.id/ diakses pada tanggal 20 Juni 2011.
http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_Khonghucu/ diakses pada tanggal 20 Juni 2011.
http://chindonews.blogspot.com/2010/11/rumah-dan-makam-konfusius.html/ diakses pada tanggal 20 Juni 2011.
http://www.confucian.me/profiles/blogs/konfusius-secara-bertahap/ diakses pada tanggal 20 Juni 2011.
 


LAMPIRAN


 
 
 
 
 

Gbr 1 : Konfusius adalah pemikir besar Lahirnya Konfusianisme
 
 
 
 
 
Gbr 2: patung Konfusious yang terbuat dari Emas di China
            .


 
 
 
 



Gbr 3: Patung Konfusius di Tiananmen           Gbr 4 : Rumah berhala Konfusius
 













Gbr 5 :  Murid sekolah Institute Confucius  












Gbr 6 : Confusianisme  disebarkan lewat film yang sangat terkenal.